Pada saat ini kata ‘virtualisasi’ sudah kian marak terdengar. Sederhananya, dengan virtualisasi kita bisa menjalankan sebuah komputer secara virtual di dalam sebuah komputer yang kita miliki. Jika fisik (resources seperti processor dan memory) dari komputer kita cukup mumpuni, kita bisa menjalankan beberapa komputer secara virtual sekaligus.
Jika dulu virtualisasi lebih banyak digunakan untuk kebutuhan simulasi (termasuk development dan training), saat ini dengan semakin canggihnya perkembangan hardware dan software komputer membuat implementasi virtualisasi menjadi lazim juga dipakai di dalam aktivitas sehari-hari pada jaringan komputer (baca: production environment). Banyak perusahaan yang secara bertahap mulai mengurangi jumlah fisik server yang ada dan mengubahnya menjadi server virtual. Namun demikian, tidak banyak yang mengetahui secara pasti berapa kapasitas maksimal yang bisa ditanggung oleh sebuah komputer untuk menjalankan sejumlah komputer virtual secara bersamaan.
Untuk dapat menjalankan komputer secara virtual dibutuhkan aplikasi virtualisasi. Terdapat beragam aplikasi yang gratis ataupun berbayar, seperti Microsoft Virtual PC, Microsoft Virtual Server, Microsoft Hyper-V, VMWare ESX, Citrix XenServer, dsb. Apa pun produk yang dipilih (tentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing), rumus dasar untuk menghitung jumlah komputer virtual maksimum (dan optimum) yang bisa dijalankan secara bersama-sama bisa dibilang sama.
Di antara produk-produk tersebut yang mesti diketahui juga adalah fitur untuk mengalokasikan processor. Tidak semua produk yang disebut di atas memiliki fitur tersebut. Sebagai contoh, jika Anda hendak mengkonfigurasi sebuah server yang menjalankan role sebagai Hub Transport Server pada Microsoft Exchange, requirement yang ditentukan oleh Microsoft adalah sebuah server dengan dual processor. Ketika kita mengimplementasikannya pada server virtual, yang kita butuhkan adalah 2 core.
Sebagai ilustrasi, jika Anda hendak menjalankan 6 (enam) buah server virtual dengan spesifikasi processor seperti di bawah ini:
Server | Processor | Memory |
SERVER01 | 4 core | 16 GB |
SERVER02 | 4 core | 8 GB |
SERVER03 | 2 core | 4 GB |
SERVER04 | 2 core | 4 GB |
SERVER05 | 2 core | 4 GB |
SERVER06 | 2 core | 4 GB |
Catatan: Jumlah processor (core) pada masing-masing server di atas sekedar contoh. Jumlah kebutuhan riil nya bergantung dari kebutuhan masing-masing aplikasi dan beban yang ditanggung oleh masing-masing aplikasi. Sebagai contoh, sebuah Mailbox Server dengan beban user 50 orang tentu akan berbeda kebutuhannya dengan yang menanggung bebas 5000 user.Rumus dasar dari kapasitas maksimum sebuah komputer bisa menjalankan komputer-komputer virtual secara bersamaan adalah:
M = 2.N
Di mana:
M = jumlah total processor yang dibutuhkan oleh seluruh komputer virtual yang akan berjalan dalam waktu yang bersamaan di komputer tersebut (dalam contoh di atas M = 16)
N = jumlah total processor yang tersedia pada komputer fisik (host server).
Pada kasus di atas berarti:
M = 2.N
16 = 2.N
N = 16/2
N = 8
Itu artinya, kita harus menyediakan sebuah komputer (host server) yang memiliki 8 core. Terserah bagaimana memenuhinya. Misalnya saja dengan menggunakan komputer yang berspesifikasi processor DUAL QUAD CORE (quad core = 4 core; karena ada dual, artinya 2 x 4 core = 8 core). Sedangkan clock speed dan juga L2/L3 cache yang semakin tinggi akan memberikan performance yang lebih baik.
Selanjutnya adalah urusan RAM (memory). Pada contoh di atas, total kebutuhan memory adalah 40GB. Jangan lupa bahwa host server juga membutuhkan memory untuk bisa berjalan. Cari tahu kebutuhan aplikasi virtualisasi dan sistem operasi utama berapa? Jika menggunakan Hyper-V yang berdiri di atas Windows Server 2008 dibutuhkan setidaknya 1GB. Naikkan saja sedikit supaya agak lega, misal minimal jatahnya 2GB. Artinya kebutuhan kita adalah 40GB + 2GB = 42GB. Itulah jumlah memory yang mesti tersedia di host server. Semakin besar semakin bagus. Jadi jika dana mencukupi sah-sah saja kita jadikan 64GB. Setidaknya bisa saja sebagian server virtual bisa kita beri tambahan memory kembali agar lebih baik.
Masalah terakhir adalah space pada harddisk. Jika Anda menjalankan semua mesin di atas untuk keperluan production alias proses sehari-hari di aktivitas kantor, sangat disarankan semua server virtual tersebut diletakkan di Storage Area Network (menggunakan SAS disk, minimal 15.000 RPM). Berapa besar kebutuhan space nya? Ya hitung saja sendiri…. Bayangkan berapa space yang Anda butuhkan jika masing-masing server virtual itu berdiri sendiri. Sedangkan untuk host server hanya dibutuhkan space secukupnya, misal 2 buah SAS disk sebesar 72GB yang menggunakan RAID 1 (mirroring). Sedangkan jika hanya untuk kebutuhan simulasi (development atau sekedar latihan), penggunaan storage berupa harddisk lokal tidak menjadi masalah.
0 komentar:
Posting Komentar